KASUS
UKM
UKM yang memiliki Resiko Dalam suatu
usaha saat mengelola suatu produk yang akan dihasilkan dari barang itu belum
jadi atau belum siap dipakai menjadi siap jadi atau siap dipakai. Sebagai salah
satu contoh dari banyaknya jenis usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia yang
memiliki resiko adalah usaha pembuatan kerupuk. Sebut saja pabrik ini
"irma krupuk". Pabrik ini menjual kerupuk dalam jumlah besar tiap
harinya. Sudah banyak distributor dari kerupuk ini. Pabrik ini awalnya hanya
sedikit memproduksi kerupuk namun karena semakin hari permintaan akan krupuk
meningkat maka produksi kerupuk ini akhirnya semakin pesat.
Namun saat permintaan akan kerupuk
semakin banyak makan resiko yang dihadapi pabrik ini juga semakin besar.
Dulunya pembuatan kerupuk pada pabrik ini dengan cara dijemur saat adonan
kerupuk sudah mulai dibentuk melingkar-lingkar namun karena permintaan akan
kerupuk semakin banyak pabrik ini sekarang menggunakan oven khusus untuk
mengeringkan kerupuknya sehingga produksinya semakin cepat dan semakin rendah
pula resikonya. Jika pabrik ini memakai cara pengeringgannya dengan menjemur
adonan kerupuk yang sudah jadi dibawah sinar matahari makan UKM ini akan
menghadapi resiko yang cukup besar. Bicara soal cuaca, pabrik ini harus
menyesuaikan cuaca saat menjemur kerupuk karna itu resiko yang akan dihadapi
UKM ini termasuk dalam resiko tidak disengaja karena UKM ini tidak dapat
memprediksi cuaca yang akan datang tersebut. Syukur saat cuaca sedang terik
maka kerupuk tersebut dapat dijemur namun saat cuaca mendung dan hujan maka
penjemuran kerupuk tersebut harus di hentikan sejenak. Maka timbul lah ide
untuk menjemur kerupuk tersebut di oven maka resiko yang dialami UKM tersebut
akan terminimalis.
SUMBER :
SUMBER :
KOMENTAR :
Menurut
Pendapat saya, Kasus UKM beserta Resikonya Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, karena
selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga
berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi
yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha
berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis
tersebut. Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama
krisis, kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan
pada UKM, terlebih lagi unit usaha ini seringkali terabaikan hanya karena hasil
produksinya dalam skala kecil dan belum mampu bersaing dengan unit usaha
lainnya. Instrument kebijakan yang biasanya diadopsi untuk mengurangi tingkat
pengangguran adalah ekspansi permintaan agregat (aggregate demand) dan
kebijakan industrialisasi, baik dalam skala modal besar maupun skala menengah.
Bagaimana pun juga, kebijakan ini akan menjadi lebih efektif bila perspektif
yang digunakan adalah dalam konteks pemenuhan kebutuhan masyarakat dan
pengembangan UKM (usaha kecil dan menengah). Hal ini akan memberikan manfaat
yang lebih besar pada sebagian besar masyarakat. Kondisi makroekonomi dan
ketidakseimbangan eksternal, dimana tidak memungkinkan adanya perluasan
permintaan agregat domestik secara signifikan, juga akan memperkuat kebijakan
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar